Sabtu, 08 Agustus 2009

message from bai

PRIBADI BERDZIKIR

Dzikir menjadi kepribadiannya

Allah tujuannya

Rasulullah saw teladan dalam hidupnya

Dunia inipun menjadi surga sebelum surga sebenarnya

Bumi, menjadi mesjid baginya

Rumah, kantor, bahkan hotel sekalipun... menjadi mushola baginya

tempat ia berpijak; meja kerja, kamar tidur...hamparan sajadah baginya

Kalau dia bicara, bicaranya da'wah

Kalau dia berdiam, diamnya dzikir

Napasnya...tasbih

Matanya, penuh rahmat Allah...penuh kasih sayang

Telinganya, terjaga

Pikirannya, baik sangka

tidak sinis

tidak pesimis, dan

tidak suka memvonis

Hatinya, subhanallah. ...
diam-diam berdoa, doanya diam-diam!!

Tangannya, bersedekah

Kakinya, berjihad
Ia tidak mau melangkah sia-sia

Kekuatannya, silaturahim

Kerinduannya, tegaknya syariat Allah
Kalau memang haq tujuannya, maka SABAR dan KASIH SAYANG strateginya

cita-citanya tertinggi teragung, SYAHID di jalan ALLAH

dan....
yang sungguh menarik

Kesibukannya,
Ia hanya asyik memperbaiki dirinya
Tidak tertarik mencari-cari kekurangan, apalagi aib orang lain

ikhwahfillah, mari kita awali hari-hari kita dengan senantiasa berdzikir
agar kita menjadi pribadi berdzikir

Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang..
sebagaimana Engkau telah mempertemukan aku dengan saudara2ku karenaMu,,
maka pisahkan kami juga karenaMu

jadikan kami termasuk segolongan umatmu yang membuat iri para Nabi dan Syuhada dengan mimbar cahaya yang kami peroleh karena ukhuwah fi sabilillah kami, karena cinta di antara kami karena Engkau Ya Allah

semoga engkau senantiasa menjaga saudara-saudara seperjuangan kami
amiinnn....

SEMANGAT!!!

-copy paste dari imel tetangga

Rabu, 05 Agustus 2009

ADZANIKA ARIEL REIZAN

12 April 2004 azan maghrib berkumandang ketika ia lahir. Setelah berjam-jam kami menanti padahal bukaan telah sempurna dari pagi. Lega bercampur haru tak bisa dilukiskan. tiga hari kemudian saatnya ia dan ibunya pulang, ayahnya menghilang entah kemana. Sang ibu kebingungan apalagi kondisinya sangat lemah karena kekurangan darah, dua labu pun habis ditransfusi ke tubuhnya. Saya kebingungan mencari biaya rumah sakit. Menguras tabungan dan mencari pinjaman untuk bayi yang tak berdosa ini. Untung ada dewa penolong yang selalu ada untuk saya, My Hero.
Lepas maghrib ketika hendak pulang setelah semua administrasi beres, kunci mobil tiba-tiba patah. Ah pertanda apalagi ini .... akhirnya kami pulang dengan angkot. Konon baru 2 bulan kemudian sang ayah muncul dan seolah-olah tak ada yang salah.
Lima tahun kemudian. Kembali saya menemani sang ibu. Bukan untuk melahirkan tetapi untuk menggugat cerai di Pengadilan setelah berbulan-bulan sang suami kembali meninggalkan ia dan putranya tanpa nafkah sepeserpun. Ketegarannya membuat saya kagum. Tapi mungkin sudah jalan hidupnya, proses sidang perceraian sangat mudah dan tidak bertele-tele, tidak juga membutuhkan biaya yang besar.
15 juni 2009 sms berbunyi” teteh, Eril dioperasi amandel hari ini jam 9”. Kembali datang cobaan untuk sang ibu. Subhanallah! Ketegarannya benar-benar diuji. Satu minggu kemudian kembali datang ujian yang lebih dahsyat! Hasil Patologi Anatomi menyebutkan bahwa jaringan yang diambil gambaran histologiknya sesuai dengan OLFACTORY NEUROBLASTOMA. Teryata itu adalah Tumor ganas atau KANKER di hidung sebelah kiri yang telah meluas. Ya Allah Kau tidak pernah memberi cobaan diluar kemampuan seseorang bukan?. Dalam kondisi psikis yang masih labil krn baru saja menjadi single parent, kini datang kembali ujian Allah. Dan saya yakinkan sang ibu bahwa ia memang kuat dan mampu melewati ujian ini. dan ternyata ia memang lebih kuat dari dugaan saya. Subhanallah!!!
Setelah melewati pemeriksaan yang panjang dan lama, akhirnya vonis dokter kembali mengguncang. Rhabdomiosarcoma embrional (kanker Otot) yang bisa menyebar dengan cepat ke sumsum tulang belakang, paru-paru, ginjal Masya Allah!! Dan harus segera diambil tindakan. Ya Allah kuatkan Eril, Kuatkan ia bila umurnya masih panjang!. Rasa sayangku padanya seperti anak kandungku sendiri. Segera saya bawa ke RS kanker di Jakarta, karena tidak ada kamar, Alhamdulillah akhirnya bisa ditangani dengan baik di RSAB Harapan Kita. Saat kemoterapy dilakukan, Sungguh saya merasa tak sanggup menyaksikannya! Betapa saya merasakan pedih yang luar biasa melihat penderitaannya. Anak sekecil itu tetap tegar melewati proses pengobatannya, menahan rasa sakit, kesulitan bernafas yang amat sangat ia lawan dengan semangat. Ia ingin sembuh. Sembuhkan Ia Ya Allah!!!Subhanallah banyak sekali hikmah yang bisa saya ambil dari ADZANIKA ARIEL REIZAN.............